Minggu, 25 April 2010

perkembangan band indie

Setidaknya pada saat itulah segenap penggemar atau pengamat musik indie label bisa melihat secara utuh penampilan, profil pemain lokal, sampai hasil-hasil karya yang sudah dihasilkan.

”Hasilnya, ternyata tidak mengecewakan. Selama dua tahun ternyata cukup pesat juga perkembangan musik indie. Saya sendiri sempat kaget melihat kemajuan teknik dan komposisi lagu yang ditampilkan sejumlah kawan.

band-band indie sering menampilkan lagu-lagu karya yang beraliran musik heavy-rock, semi-punk-rap, dan lagu-lagu yang mengusung bit cepat,dan bebas dari kata-kata cinta melulu.

Bagi Indra yang sudah berkecimpung selama delapan tahun di industri musik indie label, konsep musik tersebut merupakan warna baru dalam perkembangan band indie label di Kota Palembang.

”Sejak lima tahun terakhir, pelaku band indie label masih berkutat pada segmen pasar , terutama di Jakarta. Padahal, mereka tidak sadar bahwa kami ini punya potensi pasar yang sangat besar jika digarap dengan serius.

punk bukan sampah

Komunitas punk dapat dikatakan berkembang di Indonesia. Dan ketika akses informasi mulai mudah didapat, mereka tidak segan-segan untuk menunjukkan eksistensinya.

Dahulu ada semacam pendapat bahwa mereka adalah preman jalanan. Namun, perlahan-lahan stigma yang berkembang di masyarakat itu adalah salah dan lambat laun komunitas punk mulai memperlihatkan kontribusinya kepada masyarakat.

Itulah pemaparan singkat mengenai keadaan komunitas punk yang dikatakan Mujib, salah seorang pentolan punk dari komunitas Taring Babi.

Pria berambut gondrong itu menyatakan bahwa punk itu awalnya merupakan gerakan anti-kemapanan dengan semangat berdikari.

“Yah, intinya selama masih ada semangat perlawanan, di situlah semangat dari punk akan tetap ada,” ujar pria yang tidak pernah tinggal menetap ini.

Lain lagi pendapat dari Andhi. Pemuda asal Magetan ini mengatakan bahwa punk merupakan perlawanan terhadap kultur budaya yang populer.

“Punk itu merupakan pilihan hidup bagi yang menyakini, terutama mereka yang menghendaki kemandirian,”

komunitas punk yang tertanam dalam benak masyarakat adalah merupakan murni pandangan yang salah.

Kostum hitam-hitam, rambut mohawk, celana street dan sepatu bot merupakan aksesoris lazim yang biasanya dipakai oleh anak-anak punk. Namun, mereka sekarang tidak terjebak dengan penampilan seperti itu.

“Dandanan seperti itu di mata punk tidak ada apa-apanya,”

“Menjadi punk itu mudah, tinggal beli baju robek-robek bisa aja itu dinamakan punk, tapi menjalani kehidupan punk itu sulit dan harus memegang filosofinya betul-betul,” lanjut pemuda berbadan tambun ini.

Memang setiap dandanan tersebut ada maknanya, contohnya rambut mohawk sebagai bentuk penghormatan kepada suku Indian yang tertindas di Amerika dan sepatu bot sebagai penghormatan kepada kelas pekerja atau buruh yang awalnya sering memakai sepatu itu.

“Ada orang yang berbaju punk hanya hari-hari tertentu saja, berarti dia punk secara kultur atau ’fashion’ saja belum menjadi punk secara pemikiran,”.